Mengembangkan dan Menetapkan Harga Produk
Mengembangkan Dan Menetapkan Harga Produk
Produk adalah barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk mengisi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Pelanggan membeli produk karena nilai yang
ditawarkannya. Dengan demikian, produk yang berhasil merupakan paket nilai yang
memberikan ciri khas yang benar serta manfaat yang tepat.
Ciri khas adalah ciri, berwujud atau tidak berwujud, yang dibangun
perusahaan ke dalam produk-produknya. Agar dapat dijual, ciri khas juga harus
memberikan manfaat. Isi paket nilai adalah fitur dan pelayanan yang
keseluruhannya, menambah nilai dengan memberi manfaat yang meringankan dan
memberikan kepuasan bagi para pelanggannya.
Dalam mengklasifikasikan produk menurut calon pembeli dibagi kedalam dua kelompok yaitu :
1.Pengklasifikasian produk –
produk konsumsi
• Barang/jasa kebutuhan sehari hari
• Barang/jasa belanja
• Barang/jasa kebutuhan
khusus
2.Pengklasifikasian produk
produk Industri
• Barang biaya beban
• Barang modal
Bauran Produk
Kelompok produk yang dibuat oleh suatu perusahaan untuk dijual, merupakan
Bauran Produk (product mix).
Lini produk adalah sekelompok produk serupa yang ditujuakan untuksekelompok
pembeli yang serupa yang akan menggunakan produk itudengan cara yang serupa.
Proses Pengembangan Produk
Baru
Pengembangan produk merupakan proses yang panjang untuk mencari peluang
produk produk baru.
Tujuh tahap proses
pengembangan
1. Gagasan produk
2. Penyaringan
3. Pengujian konsep
4. Analisis bisnis
5. Pengembangan prototipe
6. Pengujian produk dan uji pemasaran
7. komersialisasi
Keterangan :
1. Gagasan produk. Pengembangan produk dimulai dengan
pencarian gagasan bagi produk produk baru.
2. Penyaringan. Tahap ini dirancang unutk menghilangkan
seluruh gagasan produk yang tidak berhubungan dengan kemampuan atau tujuan
perusahaan.
3. Pengujian konsep. Setelah gagasan disaring, perusahaan
menggunakan riset pasar untuk mendapatkan input dari konsumen tentang manfaat
dan harga.
4. Analisis bisnis. Setelah mengumpulkan opini konsumen,
para pemasar harus melakukan perbandingan biaya produksi dan manfaat untuk
melihat apakah produk tersebut memenuhi tujuan profitabilitas minimum
5. Pengembangan prototipe. Sewaktu perusahaan telah
menentukan potensi profitabilitas produk, bagian teknik atau riset dan
pengembangan akan membuat prototipe. Prototipe ini dapat menjadi sangat mahal,
yang sering kali memerlukan peralatan dan pengembangan komponen yang ekstensif
6. Pengujian produk dan uji pemasaran. Dengan menggunakan
hal – hal yang dipelajari dari prototipe, perusahaan menjalankan produksi yang
terbatas. Kemudian perusahaan dapat menguji produk tersebut untuk melihat
apakah produknya memenuhi persyaratan kerja.
7. Komersialisasi. Jika hasil uji pemasaran positif,
perusahaan akan memulai produksi dan pemasaran berskala penuh. Komersialisasi
yang bertahap, yang bertujuan menyebarkan produk tersebut kedaerah yang semakin
luas, mencegah ketegangan yang semestinya tidak perlu terjadi pada kemamouan
produksi awal.
Variasi dalam Proses Jasa
· Gagasan jasa. Pencarian gagasan jasa mencakup tugas
yang disebut pendefinisian paket jasa.
· Rancangan proses jasa. Suatu jasa membutuhkan tiga bidang (seleksi
proses persyaratan pekerja, dan persyaratan fasilitas) yang dibutuhkan dalam
mengembangkan produk jasa
Daur hidup Produk
Daur hidup produk merupakan
serangkaian tahap kehidupan produk selama menghasilkan laba.
Tahap – tahap dalam Daur Hidup
Produk
Ø Perkenalan. Tahap perkenalan dimulai sewaktu produk menccapai tempat pasar
Ø Pertumbuhan. Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen,
penjualan mulai menanjak cepat. Selama tahap ini, produk mulai menghasilkan
laba.
Ø Dewasa. Jika
Pertumbuhan penjualan mulai melambat., sehingga meningkatnya persaingan
mengakibatkan pemotongan harga dan laba yang lebih rendah.
Ø Penurunan. Jika selama tahap akhir,
penjualan dan laba terus jatuh. Produk produk baru dalam tahap perkenalan
mengambil alih penjualan. Persahaan membuang atau mengurangi dukungan promosi
tetapi tetap membiarkan produk tersebut beredar untuk memberikan laba tambahan.
Memperpanjang Daur Hidup produk Alternatif terhadap produk produk baru.
Perusahaan tentu berharap dapat terus mempertahankan posisi produk dalam
tahap dewasa selama mungkin
1. Dalam Perluasan Produk. Produk yang telah ada,
dipasarkan secara global tanpa adanya modifikasi
2. Melalui Adaptasi Produk. Produk modifikasi agar
memiliki daya tarik yang lebih besar dinegara lain.
3. Pengenalan uang. Proses membangkitkan kembali, ke
pasar – pasar baru, produk – produk yang telah menjadi usang dalam pasar yang
lama.
Menjelaskan pentingnya pemberian merek, pengemasan dan pelabelan
Pemberian merek adalah proses menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan ciri produk tertentu yang dibuat oleh produser tertentu. Ada
3 jenis nama merek:
1) Merek Nasional diproduksi dan didistribusikan secara luas oleh
produsen dan membawa nama produsen;
2) Merek lisensi adalah nama merek yang dibeli dari organisasi atau
individu yang memiliki merek tersebut;
3) Bila pedagang grosir atau pengecer mengembangkan satu nama merek dan ada
produsen yang menempatkan namanya ke produk itu, maka produk itu adalah Merek pribadi. Merek denganekuitas merek yang tinggi merupakan aset yang bernilai karena
kekuatannya untuk menarik pelanggan. Dengan sedikit pengecualian, suatu produk
membutuhkan beberapa bentuk kemasan – wadah fisik tempat produk itu dijual,
diiklankan, atau dilindungi. Kemasan membuat produk itu menarik, menampilkan
nama merek, serta mengidentifikasi ciri dan manfaat produsen yang menempatkan namanya ke produk itu,
maka produk itu adalah Merek pribadi. Merek denganekuitas merek yang tinggi merupakan aset yang bernilai karena
kekuatannya untuk menarik pelanggan. Dengan sedikit pengecualian, suatu produk
membutuhkan beberapa bentuk kemasan – wadah fisik tempat produk itu dijual,
diiklankan, atau dilindungi. Kemasan membuat produk itu menarik, menampilkan
nama merek, serta mengidentifikasi ciri dan manfaat Kemasan juga mengurangi
risiko kerusakan, pecah, atau busuk, dan memperkecil kemungkinan dicuri. Setiap
produk memiliki label pada kemasannya yang megidentifikasi namanya, produsen
dan kandungannya; seperti pengemasan; pelabelan dapat membantu memasarkan
sebuah produk.
Dalam penetapan harga, manajer memutuskan berapa
yang akan diterima perusahaan sebagai imbalan produknya. Tujuan penetapan harga merujuk pada tujuan yang ingin didapatkan produsen
sebagai akibat dari keputusan penetapan harga. Tujuannya dapat terbagi menjadi
dua kategori utama: penetapan harga untuk memaksimalkan laba dan tujuan pangsa
pasar. Untuk mengukur potensi dampak sebelum menetapkan harga akhir,
manajer menggunakan 2 alat utama (yang sering digabungkan):
1) Penetapan harga berorientasi
biaya: Para manajer menetapkan
harga produk dengan menghitung biaya untuk menyediakannya bagi pembelanja.
Ketika mereka menghitung ini, mereka menjumlahkan biaya-biaya ini dan
menambahkan angka untuk meraih laba, mereka menghasilkanmarkup
2) Analisis titik impas: Para manajer menaksir biaya
total versus pendapatan untuk berbagai volume penjualan. Analisis ini
menunjukkan pada harga jual tertentu. Jumlah unit yang harus dijual harus dapat
menghasilkan pendapatan total yang sama dengan total biaya yang disebut titik impas, yang tidak menghasilkan laba
atau rugi
Membahas taktik dan strategi
penetapan harga
Strategi penetapan harga itu penting karena penetapan harga memiliki dampak
langsung pada pendapatan dan sangat fleksibel. Ada 3 pilihan untuk penetapan
harga produk yang sudah ada:
1. Penetapan harga diatas harga pasar memanfaatkan
asumsi-asumsi umum bahwa harga lebih tinggi berarti mutu lebih tinggi;
2. Penetapan harga di bawah pasar berfungsi jika
perusahaan dapat menawarkan produk dengan mutu yang dapat diterima sambil
menjaga biaya di bawah pesaing yang menetapkan harga lebih tinggi;
3. Penetapan harga mendekati harga pasar
Perusahaan-perusahaan yang
menetapkan harga produk baru harus memilih antara dua opsi kebijakan penetapan
harga:
1. Penetapan harga mengapung dan
2. Penetapan harga penetrasi.
1. Penetapan harga mengapung: Menetapkan harga awal yang
tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan laba memungkinkan perusahaan
mendapatkan laba besar atas masing-masing barang yang terjual; tenaga pemasaran
harus meyakinkan konsumen bahwa produknya benar-benar beda dari produk yang
ada.
2. Penetapan harga penetrasi: Menetapkan harga awal rendah
untuk memantapkan produk baru di pasar.
Terlepas dari strategi penetapan harganya, perusahaan yang menjual banyak
barang dalam satu kategori produk sering menggunakan:
1. penetapan harga lini, yakni menawarkan
barang-barang dalam kategori tertentu pada sejumlah harga yang terbatas. Dengan
menetapkan harga llini, toko menetapkan terlebi dahulu tiga atau empat titik
harga dimana produk akan dijual;
2. Penetapan harga psikologi memanfaatkan fakta bahwa pelanggan tidak benar-benar rasional ketika
melakukan keputusan pembelian Penetapan harga ganjil-genap didasarkan pada teori bahwa pelanggan lebih meyukai
harga yang tidak ditawarkan dalam angka bulat;
3. Seringkali penjual harus menawarkan pemotongan harga –
diskon – untuk merangsang penjualan.
TITIK IMPAS
Dalam ilmu ekonomi, terutama akuntansi biaya, titik impas (break even point) adalah
sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang
sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.
untuk menghitungnya
bisa menggunakan rumus
Atas dasar unit
A. Rumus-berdasar
unit
dengan:
·
P :Harga
·
V :Biaya variabel per unit
B.
Rumus berdasar nilai
FC
BEP = --------------
1 - VC
P
dengan
·
FC : Biaya Tetap
·
P : Harga jual per unit
·
VC : Biaya Variabel per unit
PROSENTASE MARK UP
Harga berperan besar dalam menentukan keberhasilan bisnis, terutama yang
bergerak di bidang penjualan barang atau produk. Selain untuk hasilkan profit,
harga suatu produk juga disinyalir mampu membuat pelaku bisnis bertahan dari
gempuran kompetitor. Penetapan harga ini tentunya harus berdasarkan berbagai
macam pertimbangan, seperti biaya operasional, kondisi pasar, level bisnis
serta keinginan untuk memeroleh laba.
Menetapkan harga barang atau produk memang tak mudah. Selain pertimbangan
yang telah disebutkan sebelumnya, persaingan bisnis juga harus dipikirkan dalam
menentukan harga barang tersebut. Jangan sampai harga yang Anda tetapkan
terlalu tinggi atau terlalu rendah dari harga kompetitor karena hal itu akan
memengaruhi profit, proses pengadaan barang serta kredibilitas usaha.
Menurut Barbara R. Simonich, akuntan publik bersertifikat seperti yang
dilansir dari situs eHow, menentukan harga
merupakan tugas tersulit sekaligus menantang bagi para pemilik bisnis. Ada
banyak metode yang dapat dipakai dalam menentukan harga ini, salah satu
contohnya adalah metode harga kompetitif yang dibuat untuk bersaing dengan
harga kompetitor. Harga kompetitif ini dianggap yang paling sesuai diterapkan
bila ingin bertahan dari kompetitor yang menjual produk sama atau bila pasar
telah menentukan harga untuk produk yang dimaksud. Metode itu menghasilkan
strategi markup dalam menetapkan harga
jual dan paling banyak ditempuh oleh pelaku bisnis ritel serta grosir.
Markup pada dasarnya adalah prosentase penambahan sejumlah biaya ke dalam biaya
produksi untuk memeroleh harga jual. Proses ini biasanya dilakukan setelah
biaya produksi ditetapkan. Biaya produksi itu sendiri tak hanya berkaitan
dengan ongkos operasional dalam memproduksi produk tetapi biaya keseluruhan
yang di dalamnya menyangkut biaya untuk gaji karyawan, biaya pemasaran dan lain
sebagainya.
Markup yang dapat
didefinisikan sebagai selisih antara ongkos memproduksi barang dan harga jual,
menurut sejumlah ahli juga turut dipengaruhi oleh potongan harga/diskon, profit
serta omzet/pendapatan dari penjualan. Hal ini tentunya harus sesuai dengan
kondisi bisnis dan kondisi ekonomi yang semua datanya diperoleh dari riset.
Nah, potongan harga atau diskon yang dimaksudkan dalam penjelasan sebelumnya
adalah kebijakan yang Anda buat bila penjualan ternyata mengalami sisa atau
dengan kata lain produk tak laku. Untuk menambah profit atau setidaknya menutup
biaya produksi, langkah memangkas harga perlu Anda ambil.
Untuk lebih mudahnya, berikut adalah contoh menentukan besarnya prosentasemarkup :
1.
Tambahkan biaya operasional/biaya produksi, potongan harga/diskon, profit.
Misal, bisnis Anda adalah memproduksi boneka dengan biaya produksi sebesar
Rp500.000, lalu potongan harga yang Anda tentukan katakanlah sebesar Rp250.000.
Dengan profit yang ingin diraih sebesar Rp500.000 maka penghitungannya sebagai
berikut : 500.000 + 250.000 + 500.000 = 1.250.000
2.
Tambahkan proyeksi total penjualan yaitu seberapa besar omzet yang Anda
inginkan dengan potongan harga. Misalkan proyeksi omzet sebesar 750.000, jadi
penghitungannya sebagai berikut : 750.000 + 250.000 = 1.000.000
3.
Bagi hasil dari langkah pertama dengan langkah kedua lalu hasilnya kalikan
dengan 100, jadi penghitungannya sebagai berikut : (1.250.000/1.000.000) x 100
= 125%.
Setelah memeroleh besarnya prosentase markup, Anda bisa menghitung
harga jual dengan rumus penghitungan sebagai berikut: total biaya produksi
dikali dengan hasil dari 1 ditambah dengan prosentase markup yang telah dikonversikan ke bentuk desimal dengan cara
membaginya dengan 100.
Sesuai contoh di atas, besarnya markup yang diperoleh sebesar
125 persen dan biaya produksi sebesar Rp500.000 maka harga jualnya: 500.000 x
(1+1,25) = 1.125.000. (*/ely)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar