Kamis, 07 Januari 2016

Pengembangan Produk dan Penetapan Harga

Mengembangkan dan Menetapkan Harga Produk

Mengembangkan Dan Menetapkan Harga Produk


Produk adalah barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk mengisi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pelanggan membeli produk karena nilai yang ditawarkannya. Dengan demikian, produk yang berhasil merupakan paket nilai yang memberikan ciri khas yang benar serta manfaat yang tepat.
Ciri khas adalah ciri, berwujud atau tidak berwujud, yang dibangun perusahaan ke dalam produk-produknya. Agar dapat dijual, ciri khas juga harus memberikan manfaat. Isi paket nilai adalah fitur dan pelayanan yang keseluruhannya, menambah nilai dengan memberi manfaat yang meringankan dan memberikan kepuasan bagi para pelanggannya.
    Dalam mengklasifikasikan produk menurut  calon pembeli dibagi  kedalam dua kelompok yaitu :
1.Pengklasifikasian produk – produk konsumsi
      Barang/jasa  kebutuhan sehari hari
      Barang/jasa belanja
      Barang/jasa kebutuhan khusus             
2.Pengklasifikasian produk produk Industri
      Barang biaya beban
      Barang modal

Bauran Produk
Kelompok produk yang dibuat oleh suatu perusahaan untuk dijual, merupakan Bauran Produk  (product mix).
Lini produk adalah sekelompok produk serupa yang ditujuakan untuksekelompok pembeli yang serupa yang akan menggunakan produk itudengan cara yang serupa.
         


Proses Pengembangan Produk Baru
Pengembangan produk merupakan proses yang panjang untuk mencari peluang produk produk baru.
Tujuh tahap proses pengembangan
1.     Gagasan produk
2.     Penyaringan
3.     Pengujian konsep
4.     Analisis bisnis
5.     Pengembangan prototipe
6.     Pengujian produk dan uji pemasaran
7.     komersialisasi 

Keterangan  :
1.     Gagasan produk. Pengembangan produk dimulai dengan pencarian gagasan bagi produk produk baru.
2.     Penyaringan. Tahap ini dirancang unutk menghilangkan seluruh gagasan produk yang tidak berhubungan dengan kemampuan atau tujuan perusahaan.
3.     Pengujian konsep. Setelah gagasan disaring, perusahaan menggunakan riset pasar untuk mendapatkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga.
4.     Analisis bisnis. Setelah mengumpulkan opini konsumen, para pemasar harus melakukan perbandingan biaya produksi dan manfaat untuk melihat apakah produk tersebut memenuhi tujuan profitabilitas minimum
5.     Pengembangan prototipe. Sewaktu perusahaan telah menentukan potensi profitabilitas produk, bagian teknik atau riset dan pengembangan akan membuat prototipe. Prototipe ini dapat menjadi sangat mahal, yang sering kali memerlukan peralatan dan pengembangan komponen yang ekstensif
6.     Pengujian produk dan uji pemasaran. Dengan menggunakan hal – hal yang dipelajari dari prototipe, perusahaan menjalankan produksi yang terbatas. Kemudian perusahaan dapat menguji produk tersebut untuk melihat apakah produknya  memenuhi persyaratan kerja.
7.     Komersialisasi. Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan pemasaran berskala penuh. Komersialisasi yang bertahap, yang bertujuan menyebarkan produk tersebut kedaerah yang semakin luas, mencegah ketegangan yang semestinya tidak perlu terjadi pada kemamouan produksi awal.

Variasi dalam Proses Jasa
·        Gagasan jasa. Pencarian gagasan jasa mencakup tugas yang disebut pendefinisian paket jasa.
·        Rancangan proses  jasa. Suatu jasa membutuhkan tiga bidang (seleksi proses persyaratan pekerja, dan persyaratan fasilitas) yang dibutuhkan dalam mengembangkan produk jasa



Daur hidup Produk
Daur hidup produk merupakan serangkaian tahap kehidupan produk selama menghasilkan laba.

Tahap – tahap dalam Daur Hidup Produk

Ø Perkenalan. Tahap perkenalan dimulai sewaktu produk menccapai tempat pasar
Ø Pertumbuhan. Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen, penjualan mulai menanjak cepat. Selama tahap ini, produk mulai menghasilkan laba.
Ø Dewasa. Jika Pertumbuhan penjualan mulai melambat., sehingga meningkatnya persaingan mengakibatkan pemotongan harga dan laba yang lebih rendah.
Ø Penurunan Jika selama tahap akhir, penjualan dan laba terus jatuh. Produk produk baru dalam tahap perkenalan mengambil alih penjualan. Persahaan membuang atau mengurangi dukungan promosi tetapi tetap membiarkan produk tersebut beredar untuk memberikan laba tambahan.





Memperpanjang Daur Hidup produk Alternatif terhadap produk produk baru.

Perusahaan tentu berharap dapat terus mempertahankan posisi produk dalam tahap dewasa selama mungkin
1.     Dalam Perluasan Produk. Produk yang telah ada, dipasarkan secara global tanpa adanya modifikasi
2.     Melalui Adaptasi Produk. Produk modifikasi agar memiliki daya tarik yang lebih besar dinegara lain.
3.     Pengenalan uang. Proses membangkitkan kembali, ke pasar – pasar baru, produk – produk yang telah menjadi usang dalam pasar yang lama.

Menjelaskan pentingnya pemberian merek, pengemasan dan pelabelan

Pemberian merek adalah proses menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan ciri produk tertentu yang dibuat oleh produser tertentu. Ada 3 jenis nama merek:

 1) Merek Nasional diproduksi dan didistribusikan secara luas oleh produsen dan membawa nama produsen;
 2) Merek lisensi adalah nama merek yang dibeli dari organisasi atau individu yang memiliki merek tersebut;
3) Bila pedagang grosir atau pengecer mengembangkan satu nama merek dan ada produsen yang menempatkan namanya ke produk itu, maka produk itu adalah Merek pribadi. Merek denganekuitas merek yang tinggi merupakan aset yang bernilai karena kekuatannya untuk menarik pelanggan. Dengan sedikit pengecualian, suatu produk membutuhkan beberapa bentuk kemasan – wadah fisik tempat produk itu dijual, diiklankan, atau dilindungi. Kemasan membuat produk itu menarik, menampilkan nama merek, serta mengidentifikasi ciri dan manfaat  produsen yang menempatkan namanya ke produk itu, maka produk itu adalah Merek pribadi. Merek denganekuitas merek yang tinggi merupakan aset yang bernilai karena kekuatannya untuk menarik pelanggan. Dengan sedikit pengecualian, suatu produk membutuhkan beberapa bentuk kemasan – wadah fisik tempat produk itu dijual, diiklankan, atau dilindungi. Kemasan membuat produk itu menarik, menampilkan nama merek, serta mengidentifikasi ciri dan manfaat Kemasan juga mengurangi risiko kerusakan, pecah, atau busuk, dan memperkecil kemungkinan dicuri. Setiap produk memiliki label pada kemasannya yang megidentifikasi namanya, produsen dan kandungannya; seperti pengemasan; pelabelan dapat membantu memasarkan sebuah produk.
Dalam penetapan harga, manajer memutuskan berapa yang akan diterima perusahaan sebagai imbalan produknya. Tujuan penetapan harga merujuk pada tujuan yang ingin didapatkan produsen sebagai akibat dari keputusan penetapan harga. Tujuannya dapat terbagi menjadi dua kategori utama: penetapan harga untuk memaksimalkan laba dan tujuan pangsa pasar. Untuk mengukur potensi dampak sebelum menetapkan harga akhir, manajer menggunakan 2 alat utama (yang sering digabungkan):

1) Penetapan harga berorientasi biaya: Para manajer menetapkan harga produk dengan menghitung biaya untuk menyediakannya bagi pembelanja. Ketika mereka menghitung ini, mereka menjumlahkan biaya-biaya ini dan menambahkan angka untuk meraih laba, mereka menghasilkanmarkup
2) Analisis titik impas: Para manajer menaksir biaya total versus pendapatan untuk berbagai volume penjualan. Analisis ini menunjukkan pada harga jual tertentu. Jumlah unit yang harus dijual harus dapat menghasilkan pendapatan total yang sama dengan total biaya yang disebut titik impas, yang tidak menghasilkan laba atau rugi

Membahas taktik dan strategi penetapan harga
Strategi penetapan harga itu penting karena penetapan harga memiliki dampak langsung pada pendapatan dan sangat fleksibel. Ada 3 pilihan untuk penetapan harga produk yang sudah ada:
1.     Penetapan harga diatas harga pasar memanfaatkan asumsi-asumsi umum bahwa harga lebih tinggi berarti mutu lebih tinggi;
2.      Penetapan harga di bawah pasar berfungsi jika perusahaan dapat menawarkan produk dengan mutu yang dapat diterima sambil menjaga biaya di bawah pesaing yang menetapkan harga lebih tinggi;
3.     Penetapan harga mendekati harga pasar

Perusahaan-perusahaan yang menetapkan harga produk baru harus memilih antara dua opsi kebijakan penetapan harga:

1.     Penetapan harga mengapung dan
2.      Penetapan harga penetrasi.

1.     Penetapan harga mengapung: Menetapkan harga awal yang tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan laba memungkinkan perusahaan mendapatkan laba besar atas masing-masing barang yang terjual; tenaga pemasaran harus meyakinkan konsumen bahwa produknya benar-benar beda dari produk yang ada.
2.     Penetapan harga penetrasi: Menetapkan harga awal rendah untuk memantapkan produk baru di pasar.

Terlepas dari strategi penetapan harganya, perusahaan yang menjual banyak barang dalam satu kategori produk sering menggunakan:
1.     penetapan harga lini, yakni menawarkan barang-barang dalam kategori tertentu pada sejumlah harga yang terbatas. Dengan menetapkan harga llini, toko menetapkan terlebi dahulu tiga atau empat titik harga dimana produk akan dijual;
2.      Penetapan harga psikologi memanfaatkan fakta bahwa pelanggan tidak benar-benar rasional ketika melakukan keputusan pembelian Penetapan harga ganjil-genap didasarkan pada teori bahwa pelanggan lebih meyukai harga yang tidak ditawarkan dalam angka bulat;
3.     Seringkali penjual harus menawarkan pemotongan harga – diskon – untuk merangsang penjualan.


TITIK IMPAS
Dalam ilmu ekonomi, terutama akuntansi biaya, titik impas (break even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.
untuk menghitungnya bisa menggunakan rumus
Atas dasar unit
A. Rumus-berdasar unit 

dengan:
·        TR : Pendapatan total/Total Revenue
·        TC : Biaya total/Total Cost
·        TFC: Biaya tetap total
·        P :Harga
·        V :Biaya variabel per unit
B. Rumus berdasar nilai

             FC
  BEP = --------------
           1 - VC
                P
              
dengan
·        FC : Biaya Tetap
·        P : Harga jual per unit
·        VC : Biaya Variabel per unit
PROSENTASE MARK UP
Harga berperan besar dalam menentukan keberhasilan bisnis, terutama yang bergerak di bidang penjualan barang atau produk. Selain untuk hasilkan profit, harga suatu produk juga disinyalir mampu membuat pelaku bisnis bertahan dari gempuran kompetitor. Penetapan harga ini tentunya harus berdasarkan berbagai macam pertimbangan, seperti biaya operasional, kondisi pasar, level bisnis serta keinginan untuk memeroleh laba.

Menetapkan harga barang atau produk memang tak mudah. Selain pertimbangan yang telah disebutkan sebelumnya, persaingan bisnis juga harus dipikirkan dalam menentukan harga barang tersebut. Jangan sampai harga yang Anda tetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah dari harga kompetitor karena hal itu akan memengaruhi profit, proses pengadaan barang serta kredibilitas usaha.

Menurut Barbara R. Simonich, akuntan publik bersertifikat seperti yang dilansir dari situs eHow, menentukan harga merupakan tugas tersulit sekaligus menantang bagi para pemilik bisnis. Ada banyak metode yang dapat dipakai dalam menentukan harga ini, salah satu contohnya adalah metode harga kompetitif yang dibuat untuk bersaing dengan harga kompetitor. Harga kompetitif ini dianggap yang paling sesuai diterapkan bila ingin bertahan dari kompetitor yang menjual produk sama atau bila pasar telah menentukan harga untuk produk yang dimaksud. Metode itu menghasilkan strategi markup dalam menetapkan harga jual dan paling banyak ditempuh oleh pelaku bisnis ritel serta grosir.

Markup pada dasarnya adalah prosentase penambahan sejumlah biaya ke dalam biaya produksi untuk memeroleh harga jual. Proses ini biasanya dilakukan setelah biaya produksi ditetapkan. Biaya produksi itu sendiri tak hanya berkaitan dengan ongkos operasional dalam memproduksi produk tetapi biaya keseluruhan yang di dalamnya menyangkut biaya untuk gaji karyawan, biaya pemasaran dan lain sebagainya.

Markup yang dapat didefinisikan sebagai selisih antara ongkos memproduksi barang dan harga jual, menurut sejumlah ahli juga turut dipengaruhi oleh potongan harga/diskon, profit serta omzet/pendapatan dari penjualan. Hal ini tentunya harus sesuai dengan kondisi bisnis dan kondisi ekonomi yang semua datanya diperoleh dari riset. Nah, potongan harga atau diskon yang dimaksudkan dalam penjelasan sebelumnya adalah kebijakan yang Anda buat bila penjualan ternyata mengalami sisa atau dengan kata lain produk tak laku. Untuk menambah profit atau setidaknya menutup biaya produksi, langkah memangkas harga perlu Anda ambil.

Untuk lebih mudahnya, berikut adalah contoh menentukan besarnya prosentasemarkup :
1.      Tambahkan biaya operasional/biaya produksi, potongan harga/diskon, profit. Misal, bisnis Anda adalah memproduksi boneka dengan biaya produksi sebesar Rp500.000, lalu potongan harga yang Anda tentukan katakanlah sebesar Rp250.000. Dengan profit yang ingin diraih sebesar Rp500.000 maka penghitungannya sebagai berikut : 500.000 + 250.000 + 500.000 = 1.250.000
2.      Tambahkan proyeksi total penjualan yaitu seberapa besar omzet yang Anda inginkan dengan potongan harga. Misalkan proyeksi omzet sebesar 750.000, jadi penghitungannya sebagai berikut : 750.000 + 250.000 = 1.000.000
3.      Bagi hasil dari langkah pertama dengan langkah kedua lalu hasilnya kalikan dengan 100, jadi penghitungannya sebagai berikut : (1.250.000/1.000.000) x 100 = 125%.

Setelah memeroleh besarnya prosentase markup, Anda bisa menghitung harga jual dengan rumus penghitungan sebagai berikut: total biaya produksi dikali dengan hasil dari 1 ditambah dengan prosentase markup yang telah dikonversikan ke bentuk desimal dengan cara membaginya dengan 100.

Sesuai contoh di atas, besarnya markup yang diperoleh sebesar 125 persen dan biaya produksi sebesar Rp500.000 maka harga jualnya: 500.000 x (1+1,25) = 1.125.000. (*/ely)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar